Rabu, 13 November 2013

Suasana Hujan (Hari Baru Menanti)

Edit Posted by with No comments


Tetesan hujan semakin ramai bergemericik.
Sunyinya kota terpencil tak terlihat saat kendaraan berlalu-lalang

Sabtu, 09 November 2013

Kapan Kusadari? Hanya kaulah pusat semestaku

Edit Posted by with No comments
Hai, Bulan baru.. juga tulisan baru di blog :D
Biasanya saya nulis beberapa puisi yang sok puitis gitu disini tapi kali ini beda.

Bisa dibilang kalo postingan ini semacam curhat di sosial media. Gapapa kan? selama curhat yang gak terlalu frontal abis bro haha
Pertama-tama, (Semacam pidato gitu)-_- saya mau jelasin tujuan nulis curhatan di blog. 
1. Kangen sama blog {} (Duuhhh sok banget sweet ya)
2. Mumpung koneksi gak macet-macet
3. (Ini serius) Terkadang saya merasa kurang puas untuk sekedar curhat di buku diari atau di folder "note" khusus untuk curhat. Saya merasa  kurang membuka diri pada teman-teman disekitar, ntah apa alasannya saya juga bingung. 
     Pasti kalian sudah sering mendengar cerita cinta yang berakhir HAPPY ENDING. Apa salah satu dari kalian sudah merasakan itu? Tell me, bagaimana rasanya? Saya sangat penasaran dengan perasaan saat "Happy ending" dalam sebuah cerita cinta. 
     Cerita Korea mungkin menjadi salah satu reverensi kita untuk membayangkan bagaimana cerita cinta yang berakhir bahagian itu terjadi. Entah Diakhiri dengan senyuman indah, tangisan bahagia ataupun tawa dan canda.  

(Mulai gak formil)

---> Curhat dimulai, Mudah untukku menuliskan kata-kata penuh cinta dalam setiap bait dalam puisi, mudah untukku untuk menuangkan kata-kata cinta dalam semangkuk puisi. Tapi itu semua tidak berarti mudah untuk aku menyatakan cinta dalam kehidupan nyata. Aku adalah tokoh utama dalam setiap kata dan bait dalam karanganku. Tapi dalam dunia nyata aku hanya aku, bukan tokoh utama ataupun Cinderella si Upik Abu. 
     Sempat tersirat dalam pikirku sejenak, apakah aku akan memiliki kisah dengan akhir bahagia? Apakah akan ada seorang Pangeran datang menjemputku dari kastil penyihir seperti dalam cerita Rapunzel? atau pergi ke pesta dansa dan kehilangan sepatu kaca? 
     Setahuku sudah lama pintuku terabaikan, hingga lusuh dan dingin. Tak ada ketukan hangat yang datang dan menyapa,dan bahkan tak ada lagi yang menungguku untuk membukanya. Pernah beberapa orang datang untuk sekedar menyapa dan menekan bel pintuku, tapi mereka hanya menungguku sesaat. Disaat aku masih berfikir apakah aku siap membuka pintu itu lagi? 
     Akan merasa lebih aman saatku berdiam sendiri dalam ruang kecil, terkadang kekecewaan membuatku takut untuk melangkah jauh pergi. Nampaknya badanku mulai lemas dan sakit. Saat aku lebih memilih duduk menunggu terlalu lama hingga kakiku tak mampu menopang tubuh ini. Saat aku menghancurkan genggaman kepercayaanku pada sekitar hingga tanganku lemas dan tak mampu memegang lagi. 
     Menanti dan masih menanti yang akan datang dan menantiku hingga ku benar-benar membukakan pintu itu untuknya. Bawa aku melihat dunia luar, hingga kusadari hanya kau pusat semestaku.